Jakarta, Pada saat-saat tertentu, seseorang akan merasa
kecewa dengan bentuk tubuhnya, entah itu karena kelebihan berat badan
atau merasa bentuk tubuhnya tak lagi menarik dan menggairahkan. Padahal
hal psikologis ini dapat mengganggu kehidupan seksualnya.
Secara khusus, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine ini mengamati bagaimana pria dan wanita memandang tubuhnya ketika berhubungan seksual. Konsep ini dikenal dengan body appearance cognitive distraction (gangguan kognitif penampilan tubuh) selama bercinta.
Studi
ini melibatkan 660 partisipan yang menjawab beberapa pertanyaan tentang
kepuasan mereka terhadap bentuk tubuhnya ketika bercinta, termasuk
kepuasan yang diyakini partisipan tentang bagaimana pasangan melihat
tubuhnya.
Dari situ peneliti menemukan bahwa partisipan yang
tidak puas dengan bentuk tubuhnya dan tidak bahagia dengan kondisi
bagian tubuh tertentu diprediksi mengalami body appearance cognitive distraction selama melakukan aktivitas seksual.
Bahkan
bagi wanita, opini pasangan terhadap bentuk tubuhnya yang ia yakini
(misalnya 'Dia pasti berpikir perutku terlalu buncit atau payudaraku
terlalu kecil') juga berdampak negatif terhadap kepercayaan diri
seksual.
Masalahnya, kekhawatiran terhadap bentuk tubuh ini bisa
memberikan dampak nyata terhadap kemampuan seseorang untuk merasa seksi.
Sebuah survei pada tahun 2011 mengungkap bahwa 52 persen wanita mengaku
kondisi kurang percaya diri terhadap tubuh membuat mereka enggan intim
dengan pasangan.
Hal itu senada dengan studi sebelumnya yang
menunjukkan bahwa gangguan kognitif ini dapat berpengaruh terhadap
kepercayaan diri seksual, asertivitas (kemampuan untuk mengkomunikasikan
apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain),
gairah, kepuasan hingga orgasme.
"Kekhawatiran terhadap bentuk
tubuh dapat mengurangi frekuensi sekaligus kualitas bercinta. Pasalnya
orang yang tidak merasa atraktif atau seksi cenderung malas mendorong
aktivitas bercinta dan menolak tawaran untuk itu," terang Justin
Lehmiller, seorang pakar psikologi sosial dari Harvard University dan
kolumnis seks.
Tapi tak perlu khawatir, simak saja 4 cara jitu
untuk mengembalikan gairah dan frekuensi bercinta Anda seperti halnya
dikutip dari CNN, Jumat (30/11/2012) berikut ini.
1. Tahu betul apa yang bisa membuat Anda bergairah dan tidak
Menurut konsep pengendalian respons seksual (dual control model of sexual response),
ada dua hal yang perlu diperhatikan setiap pasangan sebelum bercinta.
Keduanya biasa disebut dengan 'pedal' atau apa yang membuatnya bergairah
dan 'rem' atau apa yang membuatnya enggan bercinta.
'Pedal'
bercinta seseorang itu bisa jadi fantasi tertentu yang disukainya, aroma
parfum pasangan atau bentuk kaki pasangan yang panjang dan semampai.
Sedangkan 'rem'-nya adalah ketakutan tak bisa menyenangkan pasangan atau
bayangan si dia jijik melihat perut atau rambut Anda yang menipis.
"Kabar
baiknya, dengan memperhatikan dan mempelajari cara tubuh Anda merespons
sentuhan maka Anda dapat melatih 'rem' Anda agar bisa mengabaikan imej
tubuh dan pemikiran lain yang dapat menghambat munculnya gairah seksual
dan orgasme," papar pendidik seks, Emily Nagoski.
2. Mendengarkan musik tertentu
Studi
terbaru mengungkapkan bahwa musik dapat membantu Anda mengabaikan
bentuk tubuh dan meningkatkan gairah seksual. Bahkan studi lain
mengatakan 40 persen orang mengaku musik itu lebih penting untuk
menaikkan gairah seksualnya ketimbang penampilan fisik pasangan atau
bahkan sentuhannya.
Studi yang disponsori situs musik Spotify itu
pun merekomendasikan musik milik musisi seperti Marvin Gaye, Barry
White atau Kings of Leon sebagai pilihan teratas untuk mendorong
aktivitas bercinta Anda.
3. Mendorong kepercayaan diri secara perlahan-lahan
Meski
rangsangan visual terbukti lebih mudah menambahkan gairah seksual pada
seseorang, tapi hal ini bisa jadi 'rem' bagi orang yang merasa dirinya
kurang menarik.
"Mulailah dengan meredupkan cahaya ruangan,
kemudian coba gunakan aroma tertentu yang membuat Anda merasa seksi atau
lingerie untuk menutupi bagian tubuh yang membuat Anda khawatir. Ketika
Anda merasa sudah nyaman, perlahan-lahan lepaskan lingerie Anda dan
nikmati aktivitas intim itu," ungkap Levine.
4. Ukuran itu nomor sekian
Beberapa
studi menunjukkan bahwa banyak pria yang tidak terpuaskan dengan ukuran
penisnya, sedangkan para wanita sibuk mencemaskan ukuran payudaranya.
"Padahal sebenarnya sebagian besar pria mengaku bahagia-bahagia saja
dengan ukuran payudara pasangannya, begitu juga sebaliknya. Dengan kata
lain banyak orang yang mencemaskan penampilan mereka untuk alasan yang
tidak jelas," kata Lehmiller.
Justru organ seks terbesar yang
dimiliki manusia adalah otaknya. Lagipula untuk mengurangi kecemasan
karena bentuk perut, pantat atau ukuran payudaranya, seseorang hanya
memerlukan otaknya untuk membuat semacam sugesti.
Dengan cara
yang sama, otak akan mengalihkan kecemasan itu untuk mendorong dialog
seksi dengan pasangan atau memunculkan fantasi seksual yang Anda
perlukan untuk menyemarakkan seks Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar