makalah perekonomian negara inggris
Kata
Pengantar
Dengan
rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong dari berbagai pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, saya berterima kasih kepada
ALLAH swt yang te;ah memberikan rahmat-Nya, kedua orangtua saya yang telah
membantu secara materi maupun doa dan teman-teman saya. Sehingga makalah yang
saya buat untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Ekonomi ini dapat saya selesaikan
dengan maksimal.
Saat ini,
dunia sedang mengalami krisis global yang disebabkan dolar Amerika Serikat (AS)
turun karena kredit perumahan di Amerika serikat (AS) sedang bermasalah dan
lonjakan harga minyak yang tak tertahankan. Setelah bulan Maret OPEC menolak
menaikkan produksi, gejolak harga minyak segera diikuti upaya mencari
perlindungan investasi ke sektor komoditas yang memicu meningkatnya harga-harga
pangan. Sampai-sampai, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban
Ki-moon, Senin (14/4), memperingatkan bahwa krisis pangan dunia yang sudah
tergolong darurat bisa dalam sekejap menghancurkan tujuh tahun hasil perang
melawan kemiskinan.
Sehingga banyak Negara-negara kecil semakin jatuh terjebak dalam krisis dunia yang sedang terjadi. Oleh karena itu, saya membahas salah satu Negara yang juga terkena dampak krisis dunia tersebut. Negara yang saya bahas adalah Negara inggris yang merupakan salah satu Negara yang ekonominya paling kuat. Saya berharap, makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi teman-teman saya, dan orang yang membacanya dengan seksama, serta pihak-pihak lain yang sudah berkenan membaca makalah yang saya tulis.
Sehingga banyak Negara-negara kecil semakin jatuh terjebak dalam krisis dunia yang sedang terjadi. Oleh karena itu, saya membahas salah satu Negara yang juga terkena dampak krisis dunia tersebut. Negara yang saya bahas adalah Negara inggris yang merupakan salah satu Negara yang ekonominya paling kuat. Saya berharap, makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi teman-teman saya, dan orang yang membacanya dengan seksama, serta pihak-pihak lain yang sudah berkenan membaca makalah yang saya tulis.
Daftar Isi
Kata
Pengantar …………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Penelitian ………………………………………………………….. 2
1.3 Metode Penulisan …………………………………………………………… 3
1.4 Sistematika Penulisan ……………………………………………………… 3
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Penelitian ………………………………………………………….. 2
1.3 Metode Penulisan …………………………………………………………… 3
1.4 Sistematika Penulisan ……………………………………………………… 3
Bab II Isi
2.1 Sumber Pendapatan Masyarakat Inggris …………………………………… 5
2.1.1 Dalam Bidang manufaktur …………………………………………… 5
2.1.2 Perusahaan kecil dan mikro ………………………………………….. 7
2.1 Sumber Pendapatan Masyarakat Inggris …………………………………… 5
2.1.1 Dalam Bidang manufaktur …………………………………………… 5
2.1.2 Perusahaan kecil dan mikro ………………………………………….. 7
2.2
Pendapatan Nasional atau Tingkat Output Masyarakat Inggris ……………. 7
2.2.1 Sektor Perbankan …………………………………………………….. 8
2.2.2 Sektor riil ……………………………………………………………… 8
2.2.3 Perusahaan-perusahaan skala ‘besar’ dan menengah ………………. .. 9
2.2.1 Sektor Perbankan …………………………………………………….. 8
2.2.2 Sektor riil ……………………………………………………………… 8
2.2.3 Perusahaan-perusahaan skala ‘besar’ dan menengah ………………. .. 9
2.3
Pengangguran dan Pemanfaatan Tenaga Kerja di Inggris …………………. 10
2.3.1 Angka Pengangguran di Inggris Naik ………………………………. 11
2.3.2 Pekerja dari Perusahaaan Non-Formal dan Formal ………………….. 11
2.3.1 Angka Pengangguran di Inggris Naik ………………………………. 11
2.3.2 Pekerja dari Perusahaaan Non-Formal dan Formal ………………….. 11
2.4
Stabilitas Harga Barang-Barang Pokok ……………………………………. 12
2.4.1 Contoh Kasus ………………………………………………………… 15
2.4.1 Contoh Kasus ………………………………………………………… 15
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 19
3.2 Saran ……………………………………………………………………. 19
BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 19
3.2 Saran ……………………………………………………………………. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam krisis
yang dihadapi oleh dunia saat ini akibat kredit perumahan di Amerika serikat
(AS) sedang bermasalah dan lonjakan harga minyak yang tak tertahankan. Setelah
bulan Maret OPEC menolak menaikkan produksi, gejolak harga minyak segera
diikuti upaya mencari perlindungan investasi ke sektor komoditas yang memicu
meningkatnya harga-harga pangan. Sampai-sampai, Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-moon, Senin (14/4), memperingatkan
bahwa krisis pangan dunia yang sudah tergolong darurat bisa dalam sekejap
menghancurkan tujuh tahun hasil perang melawan kemiskinan.
Tantangan 2009. Dalam kondisi krisis ini, China giat mengampanyekan perlunya peningkatan peran bagi negara berkembang. Dengan dana sekitar US$ 1,9 triliun, China menjadi negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia. Meski meyakinkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan IMF, pejabat China menyatakan peran paling penting adalah mempertahankan pertumbuhan global dengan menjaga kesehatan ekonomi masing-masing negara. Oleh karenanya, Beijing mengumumkan paket stimulus empat triliun yuan (US$ 586 miliar) ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan kekhawatiran ekspor turun dapat memicu pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik-pabrik. Tampaknya, tiap-tiap negara akan kembali menjaga pertumbuhan ekonomi domestik dan mencegah untuk tidak terseret krisis. Berbagai negara meluncurkan paket stimulus untuk menyelamatkan ekonomi negaranya. Toh, krisis keuangan global tak dapat menahan peningkatan angka pengangguran dunia menjadi 210 juta orang pada akhir tahun 2009. Ini merupakan angka tertinggi pada dasawarsa terakhir ini, kata organisasi buruh Perserikatan Bangsa-bangsa (ILO), (Selasa, 21/10 WIB). Angka baru ini meliputi sedikitnya 20 juta orang kehilangan pekerjaan antara saat ini hingga akhir 2009, kata pejabat ILO. Pelambatan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran menggantung di cakrawala 2009. Entah, sampai kapan ekonomi dunia akan pulih. Krisis dunia pun kian sulit diramalkan.
Karena krisis dunia tersebut, akibatnya banyak Negara besar yang mengalami krisis. Salah satunya adalah Negara Iggris. Oleh karena itu, saya membahas Inggris, yang merupakan salah satu Negara yang memiliki perekonomian yang paling kuat yang mengalami krisis ekonomi akibat dari krisis dunia yang disebabkan kredit perumahan di Amerika Serikat (AS) yang melonjak dan dolar yang mengalami penurunan.
Tantangan 2009. Dalam kondisi krisis ini, China giat mengampanyekan perlunya peningkatan peran bagi negara berkembang. Dengan dana sekitar US$ 1,9 triliun, China menjadi negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia. Meski meyakinkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan IMF, pejabat China menyatakan peran paling penting adalah mempertahankan pertumbuhan global dengan menjaga kesehatan ekonomi masing-masing negara. Oleh karenanya, Beijing mengumumkan paket stimulus empat triliun yuan (US$ 586 miliar) ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan kekhawatiran ekspor turun dapat memicu pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik-pabrik. Tampaknya, tiap-tiap negara akan kembali menjaga pertumbuhan ekonomi domestik dan mencegah untuk tidak terseret krisis. Berbagai negara meluncurkan paket stimulus untuk menyelamatkan ekonomi negaranya. Toh, krisis keuangan global tak dapat menahan peningkatan angka pengangguran dunia menjadi 210 juta orang pada akhir tahun 2009. Ini merupakan angka tertinggi pada dasawarsa terakhir ini, kata organisasi buruh Perserikatan Bangsa-bangsa (ILO), (Selasa, 21/10 WIB). Angka baru ini meliputi sedikitnya 20 juta orang kehilangan pekerjaan antara saat ini hingga akhir 2009, kata pejabat ILO. Pelambatan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran menggantung di cakrawala 2009. Entah, sampai kapan ekonomi dunia akan pulih. Krisis dunia pun kian sulit diramalkan.
Karena krisis dunia tersebut, akibatnya banyak Negara besar yang mengalami krisis. Salah satunya adalah Negara Iggris. Oleh karena itu, saya membahas Inggris, yang merupakan salah satu Negara yang memiliki perekonomian yang paling kuat yang mengalami krisis ekonomi akibat dari krisis dunia yang disebabkan kredit perumahan di Amerika Serikat (AS) yang melonjak dan dolar yang mengalami penurunan.
1.2 Tujuan
Penelitian
Inggris adalah salah satu Negara yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air. maka saya membuat makalah ini untuk membahas dan memperlihatkan keadaan Inggris yang merupakan Negara besar di dunia juga dapat terkena dampak krisis dunia yang sedang terjadi saat ini. Dimana pengangguran menjadi besar jumlahnya setelah krisis ekonomi global tersebut.
1.3 Metode Penulisan
Inggris adalah salah satu Negara yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air. maka saya membuat makalah ini untuk membahas dan memperlihatkan keadaan Inggris yang merupakan Negara besar di dunia juga dapat terkena dampak krisis dunia yang sedang terjadi saat ini. Dimana pengangguran menjadi besar jumlahnya setelah krisis ekonomi global tersebut.
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini
saya tulis dengan metode pusaka dengan mencari bahan-bahan dari internet dan
studi kasus yang ada dari internet pula. Saya rangkum sesuai dengan data yang
saya dapat dengan sebenar-benarnya, maka terbentuklah makalah ini yang membahas
tentang pendapatan nasional, pengangguran dan stabilitas harga barang-barang
pokok di Inggris.
1.4
Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini saya menulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.5 Latar Belakang
1.6 Tujuan Penelitian
1.7 Metode Penulisan
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini saya menulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.5 Latar Belakang
1.6 Tujuan Penelitian
1.7 Metode Penulisan
1.8 Sistematika Penulisan
Bab II Isi
2.1 Sumber Pendapatan Masyarakat Inggris
2.1.1 Dalam Bidang manufaktur
2.1.2 Perusahaan kecil dan mikro
2.1 Sumber Pendapatan Masyarakat Inggris
2.1.1 Dalam Bidang manufaktur
2.1.2 Perusahaan kecil dan mikro
2.2
Pendapatan Nasional atau Tingkat Output Masyarakat Inggris
2.2.1 Sektor Perbankan
2.2.2 Sektor riil
2.2.3 Perusahaan-perusahaan skala ‘besar’ dan menengah
2.2.1 Sektor Perbankan
2.2.2 Sektor riil
2.2.3 Perusahaan-perusahaan skala ‘besar’ dan menengah
2.3 Pengangguran
dan Pemanfaatan Tenaga Kerja di Inggris
2.3.1 Angka Pengangguran di Inggris Naik
2.3.2 Pekerja dari Perusahaaan Non-Formal dan Formal
2.3.1 Angka Pengangguran di Inggris Naik
2.3.2 Pekerja dari Perusahaaan Non-Formal dan Formal
2.4
Stabilitas Harga Barang-Barang Pokok
2.4.1 Contoh Kasus
2.4.1 Contoh Kasus
BAB II
ISI
ISI
2.1 Sumber
Pendapatan Masyarakat Inggris
2.1.1 Dalam Bidang Manufaktur
Federasi Sektor Industri Inggris (CBI) mengumumkan bahwa output sektor manufaktur Inggris mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga tersebut diketahui bahwa output sektor manufaktur melemah menjadi -42 poin dari posisi bulan Oktober yang sebesar -31 poin. Penurunan output sektor manufaktur sebenarnya telah diperkirakan oleh banyak pihak seiring masih belum pulihnya perekonomian Inggris.
Level penurunan tersebut merupakan level penurunan terbesar sejak bulan September 1980. Selain itu, dengan adanya hasil dari survey yang dilakukan oleh CBI tersebut semakin mengantarkan Inggris pada kondisi resesi. Pada beberapa hari yang lalu bahkan Jerman telah resemi memasuki resesi akibat turunnya pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal terakhir.
Dalam upaya memulihkan perekonomian Inggris, pihak BoE telah memastikan akan kembali memangkas tingkat suku bunga. Berdasarkan hasil rapat internal, yang disertai dengan hasil voting dimana mayoritas anggota rapat setuju akan hal tersebut. BoE sepakat akan memengkas suku bunganya sebesar 150 basis poin.
Pergerakan pounds saat ini cenderung menguat tipis terhada dollar. Saat ini pounds berada di level 1.5073 dollar. Menurut analisa dari Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan pounds diperkirakan akan masih bergerak pada teritori terbatas. Pengaruh mungkin akan datang dari pergerakan dollar yang cenderung melemah. (JP)
Sektor manufaktur Inggris tergelincir selama empat bulan berturut-turut di Agustus setelah permintaan dari dalam dan luar negeri jatuh, berdasarkan survey, Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa ekonomi bergerak menuju resesi.
Chartered Institute of Purchasing and Supply/Markit mengatakan indeks purchasing menagers secara tak terduga naik menjadi 45,9 bulan lalu dibandingkan 44,1 di Juli. analis memperkirakan sebesar 44,0. Angka dibawah 50,0 menunjukkan kontraksi.
Melemahnya sektor pabrikan atau manufaktur terjadi karena buruknya ekonomi dalam negeri dan tingginya tekanan inflasi mengikis keyakinan di level bisnis dan rumah tangga.
Figur itu walau lebih baik dari perkiraan, masih menunjukkan pelambatan ekonomi dan memperkuat prediksi bahwa Inggris akan memasuki resesi pertama sejak awal 1990an.
Figur ini menunjukkan produksi banyak perusahaan dipicu oleh pengerjaan order yang telah ada sebelumnya, dibandingkan bisnis baru. sementara indeks produksi naik menjadi 48,7 di Agustus dari 43,2 di Juli.
Sektor manufaktur UK berkontraksi hampir terbanyak dalam satu dekade di bulan Juli dan harga-harga yang dikenai oleh pabrik-pabrik naik pada laju tercepat sejak 1999, menambah dilemma Bank of England yang sedang berupaya untuk menghindari resesi.
2.1.1 Dalam Bidang Manufaktur
Federasi Sektor Industri Inggris (CBI) mengumumkan bahwa output sektor manufaktur Inggris mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga tersebut diketahui bahwa output sektor manufaktur melemah menjadi -42 poin dari posisi bulan Oktober yang sebesar -31 poin. Penurunan output sektor manufaktur sebenarnya telah diperkirakan oleh banyak pihak seiring masih belum pulihnya perekonomian Inggris.
Level penurunan tersebut merupakan level penurunan terbesar sejak bulan September 1980. Selain itu, dengan adanya hasil dari survey yang dilakukan oleh CBI tersebut semakin mengantarkan Inggris pada kondisi resesi. Pada beberapa hari yang lalu bahkan Jerman telah resemi memasuki resesi akibat turunnya pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal terakhir.
Dalam upaya memulihkan perekonomian Inggris, pihak BoE telah memastikan akan kembali memangkas tingkat suku bunga. Berdasarkan hasil rapat internal, yang disertai dengan hasil voting dimana mayoritas anggota rapat setuju akan hal tersebut. BoE sepakat akan memengkas suku bunganya sebesar 150 basis poin.
Pergerakan pounds saat ini cenderung menguat tipis terhada dollar. Saat ini pounds berada di level 1.5073 dollar. Menurut analisa dari Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan pounds diperkirakan akan masih bergerak pada teritori terbatas. Pengaruh mungkin akan datang dari pergerakan dollar yang cenderung melemah. (JP)
Sektor manufaktur Inggris tergelincir selama empat bulan berturut-turut di Agustus setelah permintaan dari dalam dan luar negeri jatuh, berdasarkan survey, Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa ekonomi bergerak menuju resesi.
Chartered Institute of Purchasing and Supply/Markit mengatakan indeks purchasing menagers secara tak terduga naik menjadi 45,9 bulan lalu dibandingkan 44,1 di Juli. analis memperkirakan sebesar 44,0. Angka dibawah 50,0 menunjukkan kontraksi.
Melemahnya sektor pabrikan atau manufaktur terjadi karena buruknya ekonomi dalam negeri dan tingginya tekanan inflasi mengikis keyakinan di level bisnis dan rumah tangga.
Figur itu walau lebih baik dari perkiraan, masih menunjukkan pelambatan ekonomi dan memperkuat prediksi bahwa Inggris akan memasuki resesi pertama sejak awal 1990an.
Figur ini menunjukkan produksi banyak perusahaan dipicu oleh pengerjaan order yang telah ada sebelumnya, dibandingkan bisnis baru. sementara indeks produksi naik menjadi 48,7 di Agustus dari 43,2 di Juli.
Sektor manufaktur UK berkontraksi hampir terbanyak dalam satu dekade di bulan Juli dan harga-harga yang dikenai oleh pabrik-pabrik naik pada laju tercepat sejak 1999, menambah dilemma Bank of England yang sedang berupaya untuk menghindari resesi.
Penurunan
lebih besar dari ekspektasi, menjadi 44.3. Indeks yang dikeluarkan CIPS untuk
manufaktur jatuh menjadi 44.3 ini, merupakan level terendah sejak Desember
1998, dari 45.9 bulan Juni. Penurunan tajam manufaktur yang semakin dalam
setelah laporan minggu ini menunjukkan harga rumah UK jatuh terbanyak sejak
1991 di bulan Juli dan tingkat keyakinan konsumen merosot hingga rekor terendah.
Pada saat
yang sama, beberapa pembuat kebijakan bank sentral berargumen bahwa kenaikan
suku bunga akan diperlukan untuk memerangi lajunya inflasi. Ini merupakan
laporan ekonomi lain yang mengindikasikan pemerosotan ekonomi belum bisa
dikendalikan dan berlanjut menghadapi resesi.
2.1.2
Perusahaan-perusahaan kecil dan mikro
Sebuah
perusahaan asal Inggris, berencana menutup usahanya untuk selamanya.
Woolworths, yang memulai usahanya sejak 99 tahun yang lalu, akan menutup
seluruh tokonya. 200, atau hampir setengah toko yang dimilikinya sudah ditutup.
Sekitar 27
ribu orang diperkirakan akan kehilangan pekerjaan setelah perusahaan retail
tersebut mendaftarkan perlindungan bagi kebangkrutannya, di bulan November.
Ratusan
pembeli berkumpul di toko tersebut, Sabtu lalu. Berharap mendapatkan penawaran
terakhir dari toko tersebut sebelum tutup.
Perusahaan
retail Inggris mempertahankan perusahaan asli AS-nya, yang pada akhirnya tetap
ditutup Woolworths di tahun 1997, dengan harapan, pada saat-saat terakhir akan
datang pengusaha yang akan membeli perusahaan tersebut.
2.2
Pendapatan Nasional atau Tingkat Output Masyarakat Inggris
Pendapatan
terbesar Inggris, yang GDPnya tahun 2006 diperkirakan USD1,93 Trillion,
diperoleh dari sektor finansial, insurance dan business services, yang
kesemuanya berkedudukan di London, sebagai pusat perdagangan dan finansial
dunia
Kantor Pusat
Statistik Inggris mengumumkan laporan mengenai data harga output produksi naik
sebesar 8,9%. Peningkatan ini merupakan level tertinggi sejak tahun 1986 dan
mencerminkan bahwa melonjaknya harga output produksi disebabkan oleh naiknya
harga bahan baku setelah harga minyak mengalami posisi rekor pada bulan Mei
lalu.
Naiknya
harga output produksi sebesar 8,9% melebihi ekspektasi para analis yang
memperkirakan level harga output akan berkisar menjadi 7,8%.
2.2.1 Sektor Perbankan
2.2.1 Sektor Perbankan
Pemerintah
Inggris menyatakan akan melakukan injeksi modal kepada 3 bank di Inggris
senilai total 35 Milyar Pound atau setara dengan $ 64 Milyar (Rp 630,40
Trilyun). Hal ini sebagai langkah kongkrit pemerintah Inggris dalam mengatasi
krisis sektor keuangan di negaranya agar tidak menjalar pada krisis
perekonomian.
Ketiga bank
tersebut adalah RBS, HBOS dan Llyod. RBS akan diinjeksi modal sebanyak 20
Milyar pound. Sedangkan HBOS dan Llyod masing-masing akan diinjeksi sebesar 6,5
Milyar pound. Selain itu nantinya HBOS dan Lloyds akan dimasukkan dalam program
merger guna memperkuat struktur modalnya.
Langkah
penyelamatan perbankan yang dilakukan oleh Pemerintah Inggris ini mendapat
respon positif di pasar valas. Hal ini terlihat dari mata uang pound yang
melakukan rebound atas dolar. Saat ini GBP/USD berada pada level 1.7197 per
dolar. Sebelumnya GBP sempat terpuruk di level 1.6789 sebagai dampak adanya
risk aversion investor akhir-akhir ini. (CH)
2.2.2 Sektor
riil
Badan
Nasional Statistik Inggris mengumumkan bahwa data penjualan ritel pada bulan
September mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis hari ini,
penjualan ritel bulan September menurun sebesar 0,4%, sedangkan data tahunan
penjualan ritel mengalami peningkatan seebsar 1,8%. Turunnya data penjualan
ritel bulanan yang sebesar 0,4% merupakan level penurunan terbesar sejak
Februari 2006.
Melemahnya
data penjualan ritel bulan lalu sesuai dengan prdiksi yang dilakukan oleh
Gubernur Bank of England, Mervyn King yang menyatakan bahwa krisis yang melnda
sektor finansial saat ini akan menular kepada sektor riil. Meningkatnya beban
produksi dan operasional menyebabkan produktifitas perusahaan mengalami
penurunan.
2.2.3
Perusahaan-perusahaan skala ‘besar’ dan menengah
Perusahaan
kini dalam kondisi suram untuk menciptakan ladang pekerjaan anyar agar bisa
bangkit dari krisis finansial yang menjepit saat ini.
Chartered
Institute of Personnel mengatakan, indeks perekrutan karyawan, berdasarkan
lebih dari 700 perusahaan, menyentuh level terendah sejak 2004.
Perusahaan
yang hendak merekrut karyawan dan yang hendak memangkas pekerjanya, tidaklah
seimbang. Sementara itu, CBI melaporkan adanya pemangkasan yang cukup besar di
perusahaan berskala menengah maupun kecil.
Situasi ini
seperti mencerminkan suramnya bulan-bulan yang akan datang; seiring dengan
permintaan barang-barang yang juga menurun, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
Russell
Griggs dari CBI mengatakan, “Setelah lebih dari setahun pertumbuhan bursa kerja
cukup stagnan, sekarang kita menyaksikan SME (small and medium-sized
enterprises) memangkas pekerjanya sebagai respons atas melemahnya permintaan
lantaran ekonomi global melambat.”
Sejumlah
angka membeberkan, bahwa orang-orang yang kehilangan pekerjaan di bulan Oktober
menggemuk luar biasa jumlahnya sejak Agustus menjadi sebesar 164.000 orang.
Sebanyak 80%
dari perusahaan-perusahaan yang disurvei oleh CIPD percaya bahwa perekonomian
di Inggris akan memburuk. Sementara, hanya 1% yang menyatakan ekonomi Inggris
akan membaik.
2.3
Pengangguran dan Pemanfaatan Tenaga Kerja di Inggris
Publikasi United Nations Human Development Report telah menempat- kan Inggris di nomor 15 dari 17 negara industri dalam tingkat kemiskinan. Insfitute for Fiscal Studies juga melakukan riset yang menunjukkan bahwa antara pertengahan tahun 70-an dan tahun 90-an, jumlah penduduk yang memperoleh pendapatan di bawah 50 % dari rata-rata pendapatan norrnai, meningkat dari tiga juta penduduk menjadi sebelas juta penduduk. Sementara itu, untuk penduduk yang hidup di bawah tingkat kemiskinan tidak mengalami peningkatan hidup sejak tahun 60-an. Dalam waktu beberapa tahun terakhir, kita juga menyaksikan bagaimana ribuan lapangan kerja telah hilang di Inggris, sebagai contoh di Inggris pada tahun 1980 industri manufaktur mempekerjakan tujuh juta buruh, sedangkan di tahun 1998 hanya tersisa sekitar 3,9 juta buruh. Nilai ekspor menurut dari 6,4 % di tahun 1997 menjadi 3,9 % di tahun 1998. Sementara itu industri manufaktur di Inggris sendiri mengalami defisit sebesar 20 juta pound.
Secara umum, perekonomian Inggris bisa dikatakan berada dalam grafik menurun. lndustri di Inggris sudah tidak mempunyai daya saing lagi di pasar dunia. Hal ini disebabkan karena para kapitalis di Inggris sudah tidak tertarik untuk menginvestasikan modal mereka di bidang industri; sebagian besar dari mereka mengirimkan modal mereka ke luar negri. Sementara itu, untuk industri yang tersisa, mereka sudah tidak memberi perhatian yang besar lagi, misalnya untuk biaya training buruh mereka hanya mengeluarkan dana 0,3 % dari pendapatan mereka. Bandingkan angka ini dengan Jepang dan Jerman yang menghabiskan biaya enam kali lebih besar untuk training buruh. Jadi lnggris telah masuk ke dalam era low skill economy, bisa dikatakan bahwa hanya sekitar 35 % buruh di Inggris yang merupakan skil/ed workers dan jumlah anak muda antara 16-25 tahun yang berpendidikan memadai juga hanya mencapai angka 35 %. Di tambah lagi dengan kondisi di mana biaya produksi di Inggris 20 pesen lebih besar dibandingkan biaya produksi di negara Eropa lainnya.
Publikasi United Nations Human Development Report telah menempat- kan Inggris di nomor 15 dari 17 negara industri dalam tingkat kemiskinan. Insfitute for Fiscal Studies juga melakukan riset yang menunjukkan bahwa antara pertengahan tahun 70-an dan tahun 90-an, jumlah penduduk yang memperoleh pendapatan di bawah 50 % dari rata-rata pendapatan norrnai, meningkat dari tiga juta penduduk menjadi sebelas juta penduduk. Sementara itu, untuk penduduk yang hidup di bawah tingkat kemiskinan tidak mengalami peningkatan hidup sejak tahun 60-an. Dalam waktu beberapa tahun terakhir, kita juga menyaksikan bagaimana ribuan lapangan kerja telah hilang di Inggris, sebagai contoh di Inggris pada tahun 1980 industri manufaktur mempekerjakan tujuh juta buruh, sedangkan di tahun 1998 hanya tersisa sekitar 3,9 juta buruh. Nilai ekspor menurut dari 6,4 % di tahun 1997 menjadi 3,9 % di tahun 1998. Sementara itu industri manufaktur di Inggris sendiri mengalami defisit sebesar 20 juta pound.
Secara umum, perekonomian Inggris bisa dikatakan berada dalam grafik menurun. lndustri di Inggris sudah tidak mempunyai daya saing lagi di pasar dunia. Hal ini disebabkan karena para kapitalis di Inggris sudah tidak tertarik untuk menginvestasikan modal mereka di bidang industri; sebagian besar dari mereka mengirimkan modal mereka ke luar negri. Sementara itu, untuk industri yang tersisa, mereka sudah tidak memberi perhatian yang besar lagi, misalnya untuk biaya training buruh mereka hanya mengeluarkan dana 0,3 % dari pendapatan mereka. Bandingkan angka ini dengan Jepang dan Jerman yang menghabiskan biaya enam kali lebih besar untuk training buruh. Jadi lnggris telah masuk ke dalam era low skill economy, bisa dikatakan bahwa hanya sekitar 35 % buruh di Inggris yang merupakan skil/ed workers dan jumlah anak muda antara 16-25 tahun yang berpendidikan memadai juga hanya mencapai angka 35 %. Di tambah lagi dengan kondisi di mana biaya produksi di Inggris 20 pesen lebih besar dibandingkan biaya produksi di negara Eropa lainnya.
2.3.1 Angka
Pengangguran di Inggris Naik
Jumlah
masyarakat Inggris yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran di November
meningkat 75,700 menjadi 1.07 juta, ungkap biro statistik nasional rabu. Hasil
tersebut merupakan lonjakan terbesar sejak 1991. Sementara, ekonom
memperkirakan kenaikan sebesar 45,000. Laju pengangguran membukukan 3.3%.
Rata-rata
kenaikan termasuk bonus menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 3.3% dalam tiga
tahun hingga October, tidak mengalami perubahan dari periode sebelumnya. Secara
bersamaan, kenaikan laju pertumbuhan tahunan tidak termasuk bonus sebesar 3.6%.
Dalam tiga
bulan hingga oktober, laju pengangguran berada di level 6%, naik 0.4 persentase
poin dari kwartal sebelumnya. Jumlah pengangguran meningkat sebesar 137,000
selama kwartal ini. Jumlah lapangan kerja berada di angka 562,000, turun 49,000
dari kwartal sebelumnya.
Tingkat
pengangguran Inggris jatuh untuk 17 bulan berturut-turut hingga berada di area terendah
selama 3 dekade terakhir di Februari, ditopang oleh ekspansi ekonomi tahun
sebelumnya. Klaim untuk penganggur jatuh sebesar 2,800 dari Januari hingga
menjadi 793,500, area terendah semenjak Juni 1975. Para ekonom tadinya
mengharapkan penurunan 5,000. Jobless rate tetap berada di 2.5%. Catatan tenaga
kerja ini dapat memberikan dukungan terhadap ekonomi seiring tingginya biaya
kredit membatasi laju pertumbuhan. BOE telah memangkas suku bunga dua kali
semenjak Desember untuk meningkatkan spending seiring ekonomi menuju kinerja
terburuk dalam kurun 16 tahun terakhir.
2.3.2
Pekerja dari Perusahaaan Non-Formal dan Formal
Sekitar 600
ribu karyawan di Inggris akan kehilanggan pekerjaannya pada 2009 mendatang,
akibat krisis financial global yang terjadi.
“Menurut
kami, angka penggangguran akan mengalami lonjakan tajam pada awal tahun 2009.
Kemungkinan angka tersebut akan mencapai 600 ribu pada tahun 2009 nanti,” ujar
chief economist for the the Chartered Institute of Personnel and Development
(CIPD) John Philpott seperti dikutip AFP, Selasa (30/12/2008).
Dia
melanjutkan, sekitar satu juta orang akan kehilangan pekerjaannya sebelum
perekonomian dapat bangkit setelah dihantam krisis ekonomi global. Untuk itu,
Philpott menegaskan tiga bulan ke depan merupakan waktu terburuk dengan adanya
PHK sejak 1991.
“Pada akhir
tahun ini muncul pandangan skeptis, CIPD telah memperingatkan bahwa pada 2008
ini kemungkinan menjadi tahun terburuk bagi Inggris. Pada dekade ini dengan
banyaknya PHK,” ujar John Philpott.
Hal ini ditandai
dengan rentetan dari tingginya perusahaan-perusahaan yang bangkrut beberapa
wakrtu terakhir ini, termasuk century-old toys hingga retail pakaian
Woolworths, di mana lebih dari 800 tokonya tutup sebelum Natal dan sisanya akan
ditutup pada minggu depan.
Dia
melanjutkan, berdasarkan asumsi membaiknya ekonomi pada semester II-2009, PHK
masih akan berlanjut hingga 2010. (rhs)
2.4
Stabilitas Harga Barang-Barang Pokok
Bagi negeri
dengan perekonomian yang stabil seperti Inggris, kenaikan harga yang berarti
inflasi, jarang menjadi pemberitaan. Karena, angkanya dari tahun ke tahun
rendah, berkisar antara satu sampai dua persen. Artinya, misalnya harga susu
satu liter, misalnya, selalu berkisar antara 60-80 sen.
Tetapi tahun
ini sama seperti banyak tempat di dunia, karena meningkatnya harga minyak dunia
dan harga komoditi, kebutuhan bahan pokok semakin mahal untuk dibeli.
Harga sayur brokoli misalnya naik 11 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Harga daging termasuk daging sapi, naik 16 persen. Secara keseluruhan angka inflasi di Inggris bulan Agustus ini adalah 4.4 persen.
Harga sayur brokoli misalnya naik 11 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Harga daging termasuk daging sapi, naik 16 persen. Secara keseluruhan angka inflasi di Inggris bulan Agustus ini adalah 4.4 persen.
Mungkin
tidak tinggi dibandingkan di banyak negara lain, namun ini dua kali lipat
dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Dalam
beberapa bulan terakhir, hampir setiap hari muncul berita mengenai mahalnya
barang-barang. Yang menarik adalah juga kemudian muncul berbagai artikel
bagaimana caranya berhemat. Berbagai supermarket juga kemudian berusaha
meringankan beban konsumen dengan berbagai promosi. Misalnya beli satu dapat
satu gratis.
Atau bentuk lainnya,
bila kita belanja sebanyak 50 poundsterling, kita akan mendapatkan pengurangan
lima sen per liter bila membeli bensin di pom bensin milik supermarket
tersebut.
kenaikan
harga barang-barang ini memang mulai terasa. Sebelumnya, bisa berbelanja mingguan,
untuk menghabiskan 50 poundsterling, sekitar 800 ribu rupiah, agak sulit.
Namun
belakangan, rasanya baru membeli beberapa keperluan saja, sudah mencapai angka
tersebut.
Tidak
mengherankan pula bila supermarket dengan bahan-bahan murah yang selama ini dipandang
sebelah mata oleh konsumen kebanyakan, mendapatkan peningkatan pengunjung.
Di Inggris,
supermarket seperti Tesco, Sainsbury, Morrison atau Waitrose biasanya
mendapatkan pengunjung rata-rata kelas menengah Inggris.
Di bawah
mereka ada jaringan supermarket yang berasal dari Eropa seperti Aldi, Lidl atau
NETO dimana harga-harga barang-barang mereka lebih murah, karena mereka tidak
banyak menggunakan tenaga pekerja dan barang-barangnya tidak disusun rapi.
Sekarang,
pengunjung ke supermarket yang dianggap kelas bawah ini meningkat 20 persen
dalam beberapa bulan terakhir.
Setengah
tahun lalu, rasanya warga Inggris masih disebut malu-malu kalau disebut harus
berhemat atau membeli barang-barang lebih murah.
Namun dengan
berjalannya waktu, istilah credit crunch, kira-kira himpitan ekonomi, hampir
setiap hari menjadi pembicaraan.
Satu hal
yang positif dari semua itu adalah kemudian sikap berhemat, sikap untuk tidak
menghambur-hamburkan sesuatu, sikap untuk tidak hidup mewah gencar
dipromosikan.
Dalam soal
makanan, misalnya, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown pernah mengatakan bahwa
ya memang harga komoditi pokok dunia sekarang sedang tinggi-tingginya, tapi
sebenarnya dari makanan yang dibeli oleh warga Inggris, hampir separuh
diantaranya dibuang, entah karena busuk, tidak enak, atau terlalu banyak.
Hal lain
juga adalah penghematan yang dilakukan pihak supermarket dalam memberikan
kantong plastik gratis dan meminta konsumen membawa kantong sendiri dari rumah,
akan sangat membantu lingkungan. Karena bahan-bahan yang terbuat dari plastik
menjadi bahan polusi yang merusak lingkungan.
Beberapa
pihak menyebut keadaan ekonomi sulit ini akan berlangsung sampai tahun depan,
dengan angka inflasi masih akan naik, sebelum barangkali menurun di akhir tahun
2009.
2.4.1 Contoh
kasus
Juru Masak
Harus Pandai-Pandai Rekayasa Menu
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat mengatasi kelesuan akibat warga Inggris yang lebih senang memilih tinggal di rumah.
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat mengatasi kelesuan akibat warga Inggris yang lebih senang memilih tinggal di rumah.
LIBURAN
Natal dan tahun baru kali ini terasa beda bagi warga Inggris. Kalau dulu mereka
dikenal sebagai pelancong yang banyak memenuhi tempat-tempat wisata terbaik di
dunia, krisis membuat mereka memilih tinggal di rumah. Bahkan, baru saat
terjadi credit crunch sekarang ini ada istilah yang populer di kalangan
masyarakat; staycation.
Dengan
staycation, warga memilih –kalau pun mau ber-vacation atau berlibur– tetap di
Inggris dan tidak ke luar negeri. Bahkan, dalam bentuk yang ekstrem, tetap
tinggal (stay) di kota atau di rumah. Karena itu, meski travel agents
(agen-agen wisata) memberikan iming-iming dengan menurunkan harga paket wisata
ke luar negeri, warga tetap bergeming.
Di London,
saat ini, Somerset House yang berada di pusat kota London menjadi tempat yang
ramai dikunjungi warga kota. Anak-anak dan remaja mengisi liburan Natal dan
tahun baru dengan bermain seluncur es di lapangan terbuka bangunan abad ke-18
yang pernah ditempati para raja-ratu Inggris. Kali ini, warga Inggris harus
melupakan liburan ke tempat-tempat yang hangat saat negeri mereka didera musim
dingin menggigil.
Seperti yang dilihat JPNN, beberapa kantor agen wisata terlihat sepi. Poster-poster dengan huruf berukuran besar berbunyi “January Sale” untuk wisata luar negeri tetap tidak membantu. Wisata ke Australia selama 17 hari yang sudah dibanting menjadi “hanya” 1.199 poundsterling atau sekitar Rp 19,5 juta, misalnya, sepi peminat.
Seperti yang dilihat JPNN, beberapa kantor agen wisata terlihat sepi. Poster-poster dengan huruf berukuran besar berbunyi “January Sale” untuk wisata luar negeri tetap tidak membantu. Wisata ke Australia selama 17 hari yang sudah dibanting menjadi “hanya” 1.199 poundsterling atau sekitar Rp 19,5 juta, misalnya, sepi peminat.
Fenomena itu
termasuk hal yang tidak biasa. Sebab, selama ini warga Inggris menganggap
liburan minimal sekali dalam setahun bukan sebuah kemewahan. Ini sebagai
keniscayaan atas kerja keras mereka mencari nafkah. “Anda bisa hidup tanpa
membeli mobil baru atau lemari es paling modern. Tapi, liburan bukanlah
kemewahan. Bahkan, itu menjadi hal terakhir untuk dicoret saat krisis ekonomi,”
kata Malcolm Bell, direktur South West Tourism, sebuah kawasan wisata paling
ramai di Inggris, kepada The Times.
Malcolm Bell
adalah salah seorang yang getol mengajak warga Inggris untuk tetap berwisata,
terutama staycation alias menjadi wisatawan domestik di negeri sendiri.
Selain
memilih staycation, warga Inggris saat ini juga mengurangi makan di luar
(restoran) dan lebih sering memasak sendiri di rumah. Bahkan, acara-acara
keluar rumah, seperti nonton bareng di bioskop atau pergi ke bar, diganti
dengan mengundang teman makan bersama di rumah. Hiburannya, main game bersama
atau nonton DVD.
Sebuah
survei oleh Halifax, perusahaan asuransi rumah, menyimpulkan bahwa credit
crunch membuat 60 persen warga Inggris memilih tidak keluar rumah pada saat
malam Minggu. “Mereka menghitung biaya transpor, makan, minum, hiburan, dan
pengeluaran lain saat bermalam Minggu di luar rumah cukup tinggi sehingga warga
memilih untuk stay in. (Sebagai gantinya) mereka mengundang teman atau tetangga
ke rumah,” kata juru bicara Halifax.
Saat krisis
ini membuat orang-orang Inggris tidak lagi royal membelanjakan uangnya. Hasil
survei Halifax, 84 persen responden mengaku sekarang sangat berhati-hati dalam
mengeluarkan uang dibanding sebelum krisis, serta 73 persen memilih membeli
barang saat ada potongan harga. Bahkan, 15 persen responden memilih janjian
pergi berbelanja bareng untuk menghemat BBM kendaraan.
Saat rakyat
Inggris prihatin sehingga mengencangkan ikat pinggang seperti saat ini, para
pejabat Inggris juga menjadi ekstra hati-hati. Mereka tak ingin dikesankan
bermewah-mewah saat rakyatnya menderita. Karena itu, mereka pun memilih
berlibur di dalam negeri alias staycation.
David
Cameron, ketua Partai Konservatif di Inggris, misalnya, pada liburan lalu
memilih berjalan-jalan tanpa sepatu di sepanjang Pantai Harlyn Bay, dekat
Padstow, Cornwall, salah satu kawasan pantai terkenal di Inggris. Mengenakan
celana pendek hitam dan T shirt berwarna biru, dia tampak menggandeng tangan
istrinya, Samantha.
Penampilan
tokoh partai oposisi itu dinilai unggul dalam apa yang disebut di satu media
Inggris sebagai the battle of the beaches atau pertarungan citra di pantai.
Sebab, pada saat yang sama, lawannya, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown yang
juga ketua Partai Buruh, dianggap kurang “merakyat”. Sebab, dia terlihat
mengenakan jas (meski tanpa dasi) saat berlibur di Southwlod, Suffolk, pantai
timur Inggris.
Seperti
halnya selebriti, di Inggris segala aktivitas para politisi terus dipantau
warga. Bukan hanya kebijakan atau pandangan politiknya, tapi sampai pada
masalah pribadi, istri, dan anaknya. Misalnya, di mana anaknya sekolah, tempat
mereka berlibur, hingga merek baju yang dikenakan.
Bedanya
dengan selebriti, opini publik kepada politisinya itu kemudian diukur dalam
survei (poll) sebagai prediksi popularitas di depan pemilih saat pemilu
dilakukan. Dan pada musim liburan panas beberapa waktu lalu, arena pertarungan
dua politisi itu berpindah dari Westminster (gedung Parlemen Inggris) ke pantai
tempat mereka berlibur.
Penampilan
santai David Cameron saat berlibur di Cornwall memang mendongkrak
popularitasnya menjadi 20 persen. Namun, keunggulan itu tidak berlangsung lama.
Sebab, setelah itu, dia melakukan kesalahan fatal, menikmati luxury holiday dengan
menyewa kapal seharga 21 ribu poundsterling per minggu di sebuah pantai di
Turki.
Tidak
berhenti di Turki, David Cameron juga melanjutkan liburannya ke Georgia dengan
menyewa jet pribadi. Meski pakai uang pribadi, politikus dari keluarga kaya itu
dianggap hanya berpura-pura menampakkan kesederhanaan dalam liburan sebelumnya
di Cornwall.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Denis MacShane, menganggap tindakan Cameron sebagai tidak pantas. “Ketika sebagian besar warga Inggris melakukan penghematan besar-besaran, dia malah dua kali berlibur,” katanya kepada Daily Mirror.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Denis MacShane, menganggap tindakan Cameron sebagai tidak pantas. “Ketika sebagian besar warga Inggris melakukan penghematan besar-besaran, dia malah dua kali berlibur,” katanya kepada Daily Mirror.
Dampak
begitu ketatnya warga Inggris menyimpan dompet itu membuat banyak industri
terpukul. Gaya hidup baru yang menyebut staying in is new going out (tinggal di
rumah adalah pilihan baru pergi ke luar) membuat para pengusaha restoran
ketir-ketir. Sebab, kelangsungan industri restoran atau hospitality industry
itu sangat penting bagi ekonomi Inggris. Sebab, industri jasa bernilai 75
miliar poundsterling dan mampu menyerap hampir 2 juta tenaga kerja.
Berbagai
kiat dilakukan. Misalnya, pemilik restoran meminta para juru masak melakukan
“menu-engineering” alias mengakali menu agar bisa menekan pengeluaran sehingga
harga jual bisa turun atau setidaknya tetap.
Pekerjaan rekayasa menu di restoran itu tidak gampang. Sebab, salah satu dampak krisis ekonomi tersebut adalah naiknya bahan-bahan makanan yang cukup signifikan. “Harga ikan naik 35 persen per kilogram.
Pekerjaan rekayasa menu di restoran itu tidak gampang. Sebab, salah satu dampak krisis ekonomi tersebut adalah naiknya bahan-bahan makanan yang cukup signifikan. “Harga ikan naik 35 persen per kilogram.
Demikian
pula daging. Harga 1 kilogram beras sudah 5,5 pound, bahkan bawang merah naik 400
persen,’’ kata Duncan Ackery, direktur utama Searcy, jaringan restoran yang
besar di London. Restoran ini memiliki cabang di Galeri Tate, Barbican, Royal
Opera House, Bath Pump Rooms, dan Gherkin.
Sadar atau
tidak, kini pelanggan Searcy yang pesan steak, misalnya, dapat potongan yang
lebih kecil daripada sebelum krisis. Seperti yang diakui Dunkan Ackery, juru
masak mengurangi porsi makanan di restorannya untuk menekan harga. Selain itu,
juga mengganti menu dengan bahan-bahan alternatif yang lebih murah untuk tetap
bisa bertahan. ***
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Inggris yang merupakan salah satu Negara yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air. Inggris yang merupakan Negara besar di dunia ternyata juga dapat terkena dampak krisis dunia yang sedang terjadi saat ini. Dimana pengangguran menjadi besar jumlahnya setelah krisis ekonomi global tersebut.
3.2 Saran
Pemerintah Inggris harus lebih maksimal dalam menanggapi krisis global saat ini. Terutama dalam menanggapi masalah pengangguran. Pemerintah inggris sebaiknya mengeluarkan kebijakan kebijakan ekonoi yang dapat menanggulangi seluruh dampak dari krisis global, sehingga Negara inggris tetap menjadi Negara yang ekonominya paling kuat di selurh dunia.
Inggris yang merupakan salah satu Negara yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air. Inggris yang merupakan Negara besar di dunia ternyata juga dapat terkena dampak krisis dunia yang sedang terjadi saat ini. Dimana pengangguran menjadi besar jumlahnya setelah krisis ekonomi global tersebut.
3.2 Saran
Pemerintah Inggris harus lebih maksimal dalam menanggapi krisis global saat ini. Terutama dalam menanggapi masalah pengangguran. Pemerintah inggris sebaiknya mengeluarkan kebijakan kebijakan ekonoi yang dapat menanggulangi seluruh dampak dari krisis global, sehingga Negara inggris tetap menjadi Negara yang ekonominya paling kuat di selurh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar