Jakarta, Kehamilan memang hanya terjadi bila ada
pertemuan antara sel telur perempuan dengan sel sperma laki-laki. Namun
bagi laki-laki, sperma saja tidak cukup untuk menghamili. Butuh lebih
dari itu agar kehamilan pasangannya sehat dan selamat.
Penelitian terbaru di University of Adelaide
menunjukkan bahwa semen atau cairan yang keluar dari penis saat ereksi
turut berperan dalam proses kehamilan. Makin sering terpapar semen
sebelum terjadi pembuahan, makin besar peluang janin tumbuh dan
berkembang.
Menurut penelitian tersebut, paparan semen secara
rutin dibutuhkan oleh sistem reproduksi perempuan selama 3-6 bulan
sebelum terjadinya pembuahan. Kurang dari itu, risiko mengalami
pre-eklampsia dan pertumbuhan janin yang tidak normal akan meningkat.
"Laki-laki
memberikan kontribusi yang selama ini kurang diapresiasi. Bukan cuma
satu hal yakni sperma saja yang penting (dalam proses pembuahan)," kata
Prof Sarah Robertson yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip
dari ABC.net.au, Selasa (27/11/2012).
Hasil eksperimen
pada tikus menunjukkan bahwa paparan semen yang cukup sering bisa
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh tikus betina. Tanpa ada paparan
semen, sistem imun tikus betina menunjukkan penolakan yang lebih besar
terhadap janin yang ada di perutnya.
Menurut Prof Robertson, dari
perspektif imunologi maka janin dianggap sama seperti organ asing yang
selalu ada kemungkinan untuk ditolak oleh tubuh. Nah, fungsi paparan
semen di sini adalah untuk membuat sistem imun lebih toleran terhadap
keberadaan si janin.
Hal itu teramati juga ketika Prof Robertson
melakukan uji pendahuluan pada manusia. Mekanisme yang sama mampu
menjawab pertanyaan mengapa perempuan yang hamil sebelum 3 bulan tinggal
bersama dengan pasangannya, maupun hasil dari hubungan singkat semacam
'one night stand' lebih rentan mengalami pre-eklampsia.
Dalam waktu dekat, temuan ini juga akan dipresentasikan dalam Australian Health and Medical Research Congress di Adelaide.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar